Wednesday, May 7, 2014

Agro Industri tanaman gandum

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
            Kegiatan agroindustri merupakan bagian integral dari sektor pertanian mempunyai kontribusi penting dalam proses industrialisasi terutama di wilayah pedesaan. Efek agroindustri tidak hanya mentransformasikan produk primer ke produk olahan tetapi juga budaya kerja dari agraris tradisional yang menciptakan nilai tambah rendah menjadi budaya kerja industrial modern yang menciptakan nilai tambah tinggi. Kebijakan pembangunan agroindustri antara lain kebijakan investasi, teknologi dan lokasi agroindustri harus mendapat pertimbangan utama. (Suryana, 2005) Upaya peningkatan nilai tambah melalui agroindustri, selain meningkatkan pendapatan juga berperan dalam penyediaan pangan yang beragam dan bermutu. Teknologi merupakan salah satu faktor menunjang keberhasilan pengembangan sistem agroindustri di pedesaan dengan aspek tepat guna, efisien, dan mudah diterapkan (Departemen Pertanian, 2008). Industrialisasi pedesaan merupakan suatu proses yang dicirikan dengan penggunaan alat-alat mekanis dalam sektor pertanian dan semakin berkembangnya industri pengolahan hasil-hasil pertanian. Dampak dari industrialisasi tersebut dapat diwujudkan melalui keterkaitan yang saling menguntungkan antara petani produsen dengan industri pengolahan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi pedesaan. Implementasi diversifikasi pangan dapat berjalan dengan baik bila tersedia bahan pangan sumber karbohidrat secara beragam dengan kualitas dan kuantitas yang terjamin mutunya.          Tanaman gandum merupakan tanaman sumber karbohidrat utama dengan nilai gizi setara beras bahkan mempunyai kelebihan mengandung gluten untuk daya kembang adonan yang pada serealia lainnya jumlah sangat kecil bahkan tidak ada. Ketergantungan masyarakat Indonesia pada tepung terigu sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Indonesia terpaksa melakukan impor karena gandum bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Jumlah impor gandum tahun 2004 yang mencapai kurang lebih 4.5 juta ton memposisikan Indonesia sebagai negara importir gandum kelima terbesar di dunia setelah Mesir, China, Jepang dan Brasil. (Departemen Pertanian, 2008)
            Ketergantungan bahan pangan impor tersebut sangat membahayakan ketahanan pangan negara kita. Oleh sebab itu, sudah saatnya Indonesia mulai melepaskan ketergantungan pada gandum impor. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketergantungan atas gandum impor adalah mensubstitusi tepung terigu dengan bahan baku tepung lokal yang belum dimanfaatkan secara optimal. Pengembangan gandum di dalam negeri diharapkan menjadi alternatif ketersediaan pangan di dalam negeri. Sampai saat ini, kontribusi industri terigu terhadap perekonomian nasional juga pantas untuk diperhitungkan.
            Nilai penjualan rata-rata per tahun mencapai 6 trilyun. Dari jumlah ini, sektor Usaha Kecil Menegah (UKM) berbasis gandum (industri kecil pembuat roti, mie, kue kering dan lainnya) yang berjumlah sekitar 30 ribu unit, menyerap 64.8 persen produk tepung terigu. Dengan pangsa pasar yang sedemikian besar maka pemerintah mempunyai kebijakan untuk memperkecil impor gandum dengan substitusi produk tepung-tepungan yang diproduksi melalui budidaya seperti gandum, ubijalar dan talas serta tanaman penghasil pati lainnya. Dengan kondisi ini, pengembangan industri tepung gandum memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Dalam kondisi perekonomian saat ini serta nilai tukar rupiah yang rendah, pemenuhan kebutuhan gandum dalam negeri melalui impor sangat memberatkan. Dampak kenaikan harga gandum telah berdampak luas khususnya pada industri yang menggunakan bahan-baku gandum, sedangkan pola konsumsi makanan akibat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk mengakibatkan kebutuhan gandum yang makin tinggi dari tahun ke tahun.
           
1.2. Perumusan Masalah
Pengolahan gandum menjadi tepung di Kabupaten Bandung dilakukan oleh unit usaha agroindustri skala kecil yang masih menggunakan teknologi pengolahan yang cukup sederhana. Unit usaha agroindustri tepung gandum ini diharapkan berkembang menjadi unit usaha mandiri dan profesional serta dikelola secara profesional dengan ciri berorientasi bisnis yang sehat, baik secara teknis, ekonomi, sosial, layak dan menguntungkan serta berkelanjutan.
Dengan demikian, pengembangan usaha perlu ditelaah lebih lanjut apakah layak atau tidak untuk dikembangkan serta biaya yang ada dapat digunakan agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk pengembangan usaha lebih lanjut. Selanjutnya, perlu dilakukan analisis finansial yang lebih terinci untuk mengetahui keuntungan yang akan diperoleh gapoktan, mengingat unit usaha agroindustri tepung gandum tersebut baru beroperasi. Agroindustri tepung gandum dapat bertahan dan semakin berkembang seiring dengan permintaan produk olahannya yang semakin meningkat apabila pengelola dapat mengidentifikasi kelemahan dan potensi yang ada. Apabila pengelola telah mengetahui faktor-faktor strategik internal dan eksternal yang dimiliki tepung berbasis gandum, maka mereka dapat menyusun strategi yang paling tepat untuk pengembangan tepung gandum di masa mendatang. Faktor yang melemahkan hendaknya dapat diminimumkan atau dicari pemecahannya, sementara potensi yang dimiliki harus dimanfaatkan sebaik-baiknya supaya dapat memberikan hasil yang maksimum. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka secara khusus masalah pokok penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1)      Faktor-faktor strategik apakah yang mempengaruhi pengembangan usaha agroindustri tepung gandum?
2)      Apakah unit usaha agroindustri tepung gandum ini layak dikembangkan?.
3)      Bagaimana bentuk strategi pengembangan usaha agroindustri tepung gandum?

1.3. Tujuan masalah
1)      Mengetahui faktor-faktor strategik yang mempengaruhi usaha agroindustri tepung gandum
2)      Mengetahui kelayakan usaha agroindustri tepung gandum.
3)      Menyusun strategi yang tepat dalam rangka pengembangan usaha agorindustri tepung gandum kedepan .

1.4. Kegunaan Penelitian      
           Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi berbagai pihak, antara lain :
1)      Pihak-pihak yang terlibat dalam kawasan usaha agroindustri gandum baik
para petani maupun masyarakat di sekitarnya.
2)      Pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan
agroindustri tepung gandum selanjutnya.
3)      Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan studi dan
pertimbangan dalam penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup
            Ruang lingkup  penelitian ini dilakukan di unit pengolahan tepung gandum yang mengolah gandum kering menjadi tepung dan dikelola oleh gabungan kelompok tani . Unit usaha pengolahan gandum merupakan unit usaha mesin pengolahan gandum yang terdiri dari : perontok dan pembersih, penyosoh, penepung, purifier, dan timbangan digital yang dikelola oleh gabungan kelompok tani (gapoktan) gandum yakni gapoktan Laksana Mekar dan Rahayu. Adapun aspek yang dikaji dalam penelitian ini adalah kelayakan usaha dari aspek keuangan unit usaha dan analisa alternatif strategi yang perlu di lakukan dalam rangka pengembangan unit usaha agroindustri tepung gandum .





























BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Dari karakteristik unit usaha agroindustri tepung gandum di Kabupaten Bandung, dilakukan kajian terhadap kondisi umum, kelayakan usaha dari keuangan, identifikasi faktor-faktor strategi internal dan eksternal serta strategi usaha unit agroindustri tepung gandum. Berdasarkan data yang ada, kemudian dilakukan analisa baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Hasil analisa tersebut kemudian diinterpretasikan dan diperoleh hasil analisa kelayakan usaha dan strategi pengembangan unit usaha agroindustri tepung gandum sehingga diperoleh unit usaha agroindustri tepung gandum yang prospektif.

Karakteristik Unit Usaha Agroindustri Tepung Gandum Kajian
Kajian  Terhadap:
-  Kondisi Umum
-  Aspek Kelayakan
-  Identifikasi Faktor-Faktor Strategik Internal dan Eksternal
-  Aspek Kajian Strategi

Analisis Kualitatif Analisis Kuantitatif
Interpretasi Hasil Analisa
Kelayakan Usaha

Interpetasi hasil analisa

Kelayakan usaha (1)
Strategi pengembangan usaha (2)
Unit usaha agro industry  gandum yang propektif
 























Gambar : kerangka pemikiran penelitian

3.2. Penentuan Lokasi
Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu didasarkan pada pertimbangan : (1) Kabupaten Bandung merupakan salah satu daerah pengembangan areal penanaman gandum yang dilakukan departemen Pertanian (Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, 2009). (2) unit usaha agroindustri tepung gandum di Kabupaten Bandung merupakan salah satu unit usaha binaan di Departemen Pertanian, (3) adanya ketersediaan data yang diperlukan pada unit usaha agroindustri di Kab. Bandung, menjadikan lokasi tersebut menjadi lokasi kajian.

3.3. Data dan Sumber Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa data primer yang berasal dari sumber data yakni: petani, Gapoktan, pedagang (mitra usaha), serta instansi terkait dan data sekunder berupa tinjauan pustaka dan dokumen. Responden di tingkat Gapoktan, responden terdiri atas Ketua Gapoktan, Kepala Unit Usaha Gapoktan dan Sekretaris Gapoktan. Sedangkan ditingkat petani yang menjadi responden adalah petani gandum yang menjadi anggota Gapoktan Gandum. Responden ditingkat pedagang adalah pengusaha tepung gandum. Ditingkat instansi pemerintahan, responden merupakan petugas dinas pertanian Kabupaten Bandung.

3.4. Penarikan Sampel
Penarikan sampel dilakukan secara purposive samplingterhadap responden dan jumlah seluruh responden yang digunakan sebanyak 35 orang. 3.5. Metode Pengumpulan Data Metode kerja yang digunakan dalam studi adalah dengan metode deskriptif, yaitu metode yang menggambarkan keadaan yang ada di lapangan, selanjutnya berdasarkan fakta – fakta yang tampak dilakukan analisis berdasarkan teori – teori terkait.
a. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei lapangan, wawancara (interview) dengan alat bantu kuesioner (terlampir) terhadap anggota kelompok tani, ketua gapoktan, seksi pemberdayaan alat unit usaha agroindustri tepung gandum, pengusaha makanan dan petugas dari instansi bidang terkait melalui alat bantu kuesioner. 28
b. Pengumpulan data sekunder melalui penelusuran pustaka, dokumen dan
laporan instansi terkait.

3.6. Pengolahan dan Analisis Data.
Pengolahan data dilakukan secara manual dan bantuan komputer dengan program excel. Analisis data yang dilakukan adalah analisis kelayakan dan SWOT. Metode analisis yang digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan data adalah :
1. Metode Deskriptif, yaitu pengumpulan data mengenai informasi potensi bahan baku, prospek pasar dan keuangan yang berkaitan dengan pasokan bahan baku yang telah dikeluarkan oleh unit usaha.
2. Metode analisis yang dilakukan adalah analisis kelayakan usaha dari aspek berupa Matriks Pay Back Period(PBP), Net Benefit Cost Ratio(Net B/C), Break Even Point(BEP), Net Present Value(NPV) dan Internal Rate of Return(IRR), MatriksExternal Factor  Evaluation(EFE), Internal Factor Evaluation(IFE) dan Analisis SWOT.
1). Analisa Kelayakan Usaha Dari Aspek Keuangan
Dalam penelitian ini dilakukan pengkajian analisa kelayakan usaha dari aspek keuangan yang terdiri dari :
a. Komponen dan struktur biaya.
Komponen biaya mencakup pengadaan sarana dan prasarana, biaya operasi dan biaya lain-lain. Biaya pengadaan prasarana adalah meliputi biaya investasi, yaitu biaya perijinan, bangunan dan pembelian peralatan untuk proses produksi. Biaya operasi meliputi biaya pembelian gandum, biaya bahan pembantu, biaya pengemasan, upah pekerja, pembelian bahan pembantu produksi, biaya peralatan, kendaraan dan biaya overhead.
b. Pendapatan
Pendapatan adalah total hasil penjualan unit usaha agroindustri, yang didasarkan pada proyeksi selama berdirinya unit usaha ini .
c. Kebutuhan Modal dan Kredit
Dalam menunjang pengembangan perusahaan diperlukan modal kerja dan modal.
d. BEP
BEP atau titik impas adalah suatu keadaan dimana besarnya pendapatan sama dengan besarnya biaya/pengeluaran yang dilakukan oleh proyek.
2). Analisis Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
Penilaian internal ditujukan untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Langkah yang ringkas dalam melakukan penilaian internal adalah dengan menggunakan matriks Internal factor Evaluation (IFE).
3). Analisis Matriks Internal dan Eksternal
Gabungan kedua matriks tersebut menghasilkan matriks Internal Eksternal(IE) yang berisikan sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai terboboti dari matriks-matriks IFE dan EFE.
4). Analisisis Pengembangan Usaha.
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategik perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan untuk disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi. Setelah memperoleh gambaran yang jelas mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan, maka selanjutnya dapat dipilih alternatif strategi yang akan diterapkan perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Dengan pilihan strategi yang tepat, perusahaan diharapkan dapat memanfaatkan kekuatan dan peluangnya untuk mengurangi kelemahan dan menghadapi ancaman yang ada. Melalui matriks SWOT didapatkan alternatif strategi untuk menentukan critical decision, agar perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.

3 comments:

  1. Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk Boiler,cooling tower chiller dan waste water treatment ,evapator Oli Industri defoamer dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
    WA 081310849918
    Terima kasih

    ReplyDelete
  2. Saya akan merekomendasikan siapa pun yang mencari pinjaman Bisnis ke Le_Meridian, mereka membantu saya dengan pinjaman Empat Juta USD untuk memulai bisnis Quilting saya dan itu cepat. Ketika mendapatkan pinjaman dari mereka, mengejutkan betapa mudahnya mereka bekerja. Mereka dapat membiayai hingga jumlah $ 500,000,000.00 (Lima Ratus Juta Dolar) di wilayah mana pun di dunia selama ada 1,9% ROI yang dapat dijamin pada proyek tersebut. Prosesnya cepat dan aman. Itu benar-benar pengalaman positif. Hindari penipu di sini dan hubungi Layanan Pendanaan Le_Meridian Di. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. jika Anda mencari pinjaman bisnis.

    ReplyDelete